Gosip Top

Gosipin Apa Saja Yang Penting Siip

Breaking

Cerita Rindu Pramugari Lion Air

Cerita Rindu Pramugari Lion Air
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Alfiani Hidayatul Solikah tak kesampaian bertemu kedua orang tuanya sejak menjadi pramugari Lion Air. Gadis berusia 20 tahun itu menjadi korban jatuhnya pesawat bernomor penerbangan JT-610 rute Jakarta-Pangkal Pinang di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.

Sehari sebelum kecelakaan, Alfiani mengaku rindu orang tuanya. Dia menyampaikan hal itu melalui pesan WhatsApp kepada mantan guru bahasa Bahasa Inggris di SMA, Rindang Wahyu.

Rindang punya hubungan emosional dengan Alfiani. Semasa sekolah di SMA Negeri 1 Dolopo, Madiun, Alfiani sering dilibatkan dalam lomba debat bahasa Inggris. Percakapan Rindang dan Alfiani di Whatsapp sejak itu biasa dilakukan dalam bahasa Inggris.

"Dalam chat itu, dia (Alfiani) mengeluh capek, stres, dan merasa hidupnya berat. Akhir-akhir ini saat chat dia sering mengeluh lelah. Dia ingin pulang karena kangen orang tuanya," kata Rindang seperti dikutip Antara, Senin (5/11).

Melalui chat itu pula, Rindang memberi dukungan dan menyemangatinya, bahwa banyak teman sekolahnya yang ingin seperti Alfi bisa berkarier mulus selepas lulus SMA.

Setelah lulus SMA Negeri 1 Dolopo pada 2017, anak tunggal dari pasangan Slamet dan Sukartini itu melanjutkan pendidikan ke sekolah pramugari di "Jogja Flight" selama setahun. Sekitar dua bulan lalu, ia diterima bekerja di Lion Air.

Hingga kini Rindang masih belum percaya jika Alfi ikut menjadi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di Karawang, Jawa Barat.

Ia mengaku pertama kali tahu kecelakaan tersebut dari grup WhatsApp sekolah.

"Kami semua tidak mengira, karena berpikir tidak ada kaitannya. Setelah nama-nama korban tersebar, tersadar kok ada nama Alfi. Masih berulang kali meyakinkan diri bahwa tak mungkin ini Alfi. Saya juga berusaha kontak, namun tak ada balasan," katanya.

Di rumah duka yang berada di Desa Mojorejo, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, sudah terpasang tenda dan berderet-deret kursi. Meski belum mendapat kepastian Alfi meninggal, namun tetangga, saudara, dan juga sahabat terus berdatangan.

Keluarga Alfi sampai saat ini belum menerima informasi keberadaan Alfiani. Bagaimanapun pihak kerabat masih berharap mendapat kabar baik dari aparat.

Terlebih beberapa jam sebelum dinyatakan pesawatnya jatuh, Alfi sempat menghubungi ibunya dan mengabari dirinya akan terbang ke Balikpapan, Kalimantan Timur.

"Malamnya itu pesan (telepon) kalau mau terbang ke Balikpapan. Tidak tahunya ada musibah ini," ucap ibu Alfi, Sukartini.

Kontak terakhir dengan anak semata wayangnya itu dilakukan pada Minggu (28/10) malam.

Sukartini tidak tahu jika ternyata jadwal tugas putrinya tersebut dipindah ke Pangkal Pinang, Bangka Belitung, hingga akhirnya mendengar kabar pesawatnya jatuh.

Sejak bekerja menjadi pramugari di Lion Air, Alfi belum pernah pulang ke kampung halamannya. Hal itu semakin membuat keluarganya terpukul.

"Terakhir bertemu saat diterima jadi pramugari. Ia sempat pulang bertemu dengan keluarga yang juga sedang berkumpul, semua senang kalau Alfiani diterima bekerja sebagai pramugari. Ia juga meminta doa restu," kata paman Alfi, Suwito.

Hingga sepekan setelah pesawat Lion Air JT 610 jatuh, keadaan Alfiani belum diketahui. Meski kecil kemungkinan, keluarga masih berharap Alfiani bisa selamat. Pihak keluarga juga berharap, sosok yang dikenal baik dan pintar itu segera ditemukan.

Tim dari Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim telah mengambil sampel DNA dari kedua orang tua Alfiani.

Tim mengambil sampel dengan mendatangi rumah keluarga Alfi yang berada di Dusun Gantrung, Desa Mojorejo, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

"Sampel DNA yang kami ambil ini untuk kepentingan identifikasi jenazah yang ditemukan di Jakarta," ujar anggota tim DVI Polda Jatim drg Yurika Artanti.

Selain mengambil sampel darah, Tim DVI juga mengambil sampel kuku dan rambut kedua orang tua Alfi yang akan dicocokkan dengan DNA-nya.

"DNA itu data primer. Tapi selain itu kami juga menanyakan properti yang biasa digunakan sebagai data sekunder untuk membandingkan dengan data yang sudah ada," katanya.

Hasil sampel yang diambil dari pihak keluarga Alfi dikirim ke Jakarta untuk dicocokkan dengan jenazah korban Lion Air JT 610 yang sudah ditemukan.

Tim DVI sejauh ini tercatat baru mengindentifikasi 14 korban dari total 189 penumpang Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar