Menjelang Kematian, Rini Puspitawati Sering Menitikkan Air Mata |
Meski sudah meninggal, cerita soal Rini Puspitawati alias Rindu Puspita (26), LC cantik asal Paron, Ngawi, Jatim masih menyedot perhatian publik. Seiring dengan kepergian Rini yang tewas bersama, Ragil Supriyanto (34) kontraktor asal Randublatung, Blora, kabar mengenai Rini perlahan mulai terungkap.
Salah satunya, terkait kondisi kesehatannya sejak kejadian kecelakaan maut mobil Honda CRV yang ia kendarai dan terjun ke jurang di Sarangan, Magetan. Sejak kejadian Sabtu (13/10/2018) lalu, ternyata dokter mengungkap cerita lain perihal kondisi Rini yang sebenarnya.
Menurut penuturan dokter Rini Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soedono Kota Madiun, saat dibawa ke RS, kondisi Rini sudah kritis.
Penyebab Rini akhirnya meninggal dunia pun dijelaskan oleh Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD dr. Soedono Madiun, dr. Sjaiful.
Dokter yang merawat Rini mengambil tindakan untuk mengambil cairan di paru-parunya agar organ pernapasan tersebut dapat berkembang.
“Enggak dioperasi, sejak datang, kondisinya sangat buruk sekali, kondisi sangat buruk karena membutuhkan alat bantu ventilator (alat bantu pernafasan).
Jadi bukan dioperasi, hanya tindakan membantu supaya kalau ada darah atau cairan di paru-paru, supaya paru-paru dapat berkembang,” ungkap dr.Sjaiful.
Korban tidak sadarkan diri karena mengalami multiple organ failure (MOF).
Kondisi ini merupakan sebuah bentuk syok.
Semua sistem organ mengalami kerusakan fungsi. MOF dapat disebabkan oleh benturan keras.
Contohnya seperti apa yang dialami Rini.
“Dari awal, kondisinya semakin turun bukan membaik. Dari awal sudah tidak bisa diapa-apain, untuk pemeriksaan scan juga sudah tidak memungkinkan,” tegas dr. Sjaiful.
Rini Puspitawati akhirnya meninggal dunia pada Sabtu (20/10/2018) sekitar pukul 09.55 WIB.
Dokter menyebut kematian Rini Puspitawati karena mati batang otak.
Mati batang otak adalah berhentinya semua fungsi otak secara ireversibel atau rusak dan tidak dapat kembali ke fungsi semula.
Kesadaran, refleks dan fungsi pernapasan pusat juga hilang secara ireversibel lalu aliran darah terhenti.
“Ya, mati batang otak, ada pendarahan dalam otak,” tambah dr. Sjaiful.
Sejumlah saksi dan kerabat juga menuturkan Rini masih sering meneteskan air mata saat koma dan kritis merespon lingkungan sekitarnya.
Sosok Rini
Rindu atau Rini merupakan warga Desa Semen, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Rini merupakan anak kedua dari dua bersaudara.
Perempuan berparas cantik itu dikabarkan pernah menikah dan memiliki satu anak yang kini duduk di bangku kelas II SD. Namun, pernikahan Rini Puspitawati kandas dan saat ini perempuan itu menjadi single parent atau janda.
Sejak kecil hingga dewasa, Rini diasuh dan dibesarkan oleh ibunya, Marsini (55). Sedangkan ayah Rini diketahui sudah meninggal dunia saat ia masih kecil.
"Ayah kami sudah meninggal dunia sejak kami kecil. Selama ini yang menghidupi kami ya ibu," ujar Wiwik, kakak kandung Rini.
Rini, kata dia, hanya menyelesaikan pendidikan hingga jenjang SMP saja kemudian bekerja. Sejauh yang diketahui keluarga, Rini selama ini bekerja di Ngawi sebagai sales teh.
Untuk aktivitas lain yang dilakukan Rini, pihak keluarga mengaku tidak mengetahuinya. Saat ditanya tentang kabar yang beredar di media sosial bahwa Rini juga bekerja sebagai pemandu lagu atau LC, Wiwik menyatakan pihak keluarga tidak mengetahuinya.
Sosok Tertutup
Di lingkungan keluarga, ungkap Wiwik, Rini Puspitawati termasuk sosok tertutup. Banyak hal tentang Rini yang tidak diketahui oleh keluarga. Salah satunya tentang pekerjaan dan aktivitas hariannya.
Menurut Wiwik, Rini tidak tinggal bersama orang tua di Desa Semen. Rini tinggal di kamar indekos di Ngawi kota, sendirian untuk mempermudah saat bekerja.
Sementara, anak Rini tinggal bersama sang nenek. Rini biasanya pulang kampung sepekan sekali, biasanya di akhir pekan.
"Kemarin sebelum waktu kejadian itu, saya mau WA Rini. Dia jadi pulang apa tidak. Karena biasanya memang dia pulang pas akhir pekan," ujar Wiwik.
Saat mendengar peristiwa kecelakaan mobil Honda CRV yang dikemudikan Rini terjun ke jurang Sarangan Magetan, keluarga sangat kaget.
Apalagi, Rini diketahui satu mobil bersama seorang pria yakni Ragil Supriyanto (34) warga Desa Kediren, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Keluarga mengaku tidak mengetahui siapa pria yang bersama Rini itu. Ragil sendiri meninggal dunia dalam kecelakaan tragis itu.
Untuk menggambarkan ketertutupan Rini kepada keluarga, Sumarno yang merupakan suami Wiwik, menambahkan, tiga pekan lalu sepeda motor Rini hilang saat diparkir di indekos. Kasus hilangnya sepeda motor ini baru diketahui setelah Rini mengalami kecelakaan. Sebelumnya tidak ada yang tahu, Rini juga tidak pernah bercerita soal itu.
"Saya kemarin mau mengambil sepeda motornya di kos. Ternyata sepeda motornya sudah hilang. Kata pemilik kos dan ketua RT di kos sana dicuri. Sudah tiga minggu lalu. Itu Rini tidak bercerita. Mungkin takut merepotkan keluarga kalau menceritakan itu," ujar Sumarsono.
Walau demikian nama Rini sangat populer di kalangan pemandu karaoke (LC) dan banyak memikat pria.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar